Shisen garden: An Angel's Contemplation part 2

Kami mengundang Anda untuk memberikan komentar maupun pertanyaan di setiap artikel. Bila Anda tertarik, kami dengan senang hati menyambut Anda menjadi salah satu penulis kami.

Sunday 9 November 2008

An Angel's Contemplation part 2


Monolog Rinoa part 2: Reminiscence

Midnight selalu jadi waktu yang sangat tepat bagiku untuk berpikir. Aku sangat menyukai midnight. Buatku, Midnight adalah saat dimana malam telah lewat, tapi pagi juga belum tiba. Sepersekian detik ketika semua jarum jam menunjuk angka 12, saat itulah yang kusebut midnight. Benar-benar keseimbangan yang sempurna antara pagi dan malam.

Dan dalam mimpu buruk itu... waktu selalu malam, dan langit selalu gelap, tanpa bintang. Apakah itu tengah malam? Aku tidak tahu... Mimpi buruk itu muncul ketika aku sedang koma, sesaat setelah Ultimecia mengambil alih tubuhku. Aku sering berpikir, kenapa aku yang dia pilih? Apa itu karena Edea? Semua dari mereka yang ada di sana waktu itu, Squall, Selphie, Quistis, Zell, Irvine, dan bahkan Seifer adalah anak asuh Edea. Apa karena aku bukan anak asuhnya? apa Edea yang menyuruh Ultimecia mengontrol aku karena dia tidak ingin Selphie atau Quistis yang dikontrol Ultimecia? Beberapa kali aku berusaha bertanya pada Edea tentang hal ini, tapi ketika aku akan bertanya... ah, aku tiba-tiba merasa tidak tega. Edea pasti sudah cukup merasa bersalah, dan aku tidak ingin menambah bebannya.

Edea tampaknya mengerti apa yang sebenarnya ingin aku tanyakan, tapi dia memilih diam. Yah, tidak apa. meskipun aku seorang sorceress sekarang, selama aku masih bisa bersama Squall, tidak masalah.

Rinoa menatap fotonya bersama Squall yang diletakkannya di meja kamar. Ia lalu mendesah pelan, dan duduk di tepi jendela. Rinoa menatap langit malam, mencoba mencari bintang jatuh.

Aku jadi teringat saat-saat itu... momen yang benar-benar mengubah hidupku. Apakah itu takdir? Atau sebenarnya masih bisa kuubah?
Sesaat setelah Ultimecia mengontrol tubuhku, aku merasakan sensasi yang aneh. Rasanya seperti ada ribuan jarum es menusuk-nusuk leher dan kepalaku, dan menyerap tenagaku, membuatku merasa sangat lelah. Aku tidak tahu apakah waktu itu aku pingsan atau tidak. Yang jelas, sesaat setelah ribuan jarum es itu seperti masuk ke aliran darah dan membekukan semua organku, aku merasa tubuhku bergerak sendiri, dan aku mendengar suara seseorang... suara wanita. Suara yang jauh lebih dingin dari es, lebih kejam, dan lebih menyeramkan. Dan aku mendengar nada angkuh pada suaranya, yang mengesankan seolah dia adalah pemimpin agung atau semacamnya. Aku masih ingat samar-samar apa yang dikatakan suara itu. Meski hanya satu kalimat yang aku ingat, tapi kalimat itu benar-benar membekukan aku...

Oh, my loyal knight, Seifer. The sorceress is alive... The sorceress demands...

Sungguh kalimat yang membuatku ngeri, dan diucapkan dengan nada yang kejam dan dingin. Seperti perintah sekaligus permintaan, diucapkan dengan lemah lembut sekaligus angkuh. Lalu samar-samar aku mendengar suara Seifer. Suaranya tidak jelas, dan seperti diucapkan dari jauh. Tiba-tiba aku merasa takut saat aku melihat sosok yang mirip Seifer melangkah pergi. Apa yang telah aku lakukan? Kemana Squall dan yang lainnya? Kenapa aku jadi begini?

Sensasi aneh itu mulai muncul lagi, dan kali ini benar-benar hebat. Aku tidak sanggup mempertahankan kesadaran, dan merasa sangat amat takut. Jarum-jarum es itu mulai menyebar ke seluruh tubuhku, menciptakan rasa sakit yang luar biasa. Aku ingin berteriak, tapi aku tidak punya tenaga untuk berteriak ataupun membuka mata. Aku takut. Sangat amat takut sekali. Entah karena apa, aku berteriak memanggil Squall... aku ingin bertemu Squall...

Squall... I’m scared...

Semuanya lalu menjadi hitam. Beberapa saat kemudian, hitam itu mulai menghilang. Bagiku, itu terasa lama sekali... Perlahan tapi pasti, pemandangan di sekitarku mulai berubah. Mendadak lampu-lampu bermunculan, tempat tidur, meja, kursi, dan berbagai benda lainnya mulai muncul dan membentuk sebuah pemandangan yang aku kenali : kamarku di Caraway Resident. Aku merasa bingung... aku menatap ke dalam cermin dan melihat pantulan diriku. Aku sedang memakai gaun berwarna kuning muda. Gaun warisan ibuku, yang dia pakai untuk konser tunggal pertamanya. Gaun yang aku pakai saat menghadiri SeeD Inauguration Party di Balamb Garden. Aku meraba sebuah cincin yang tergantung di leherku. Griever... milik Squall. Squall....

Squall! Mendadak aku ingat kalau aku punya janji dengannya. Kami akan melihat bintang jatuh bersama. Aku melihat lagi ke dalam cermin, memastikan kalau aku sudah cukup cantik dan berlari keluar. Aku berlari menyusuri jalan-jalan di Deling, berusaha mencari Squall. Namun tiba-tiba aku teringat sesuatu yang ama penting : dimana kami akan bertemu? Aku berusaha mengingatnya sambil terus berlari. Lari, lari, dan lari. Aku mulai merasa panik, dan mencoba berlari lebih cepat. Apakah aku akan terlambat? Kalau aku terlambat, apa Squall akan membenciku? Bagaimana jadinya aku kalau Squall benci aku? Aku tidak boleh terlambat.... tapi dimana kami berjanji akan bertemu? Dimana? Dimana?

Aku berlari ke desert, dan tak menemukan apapun kecuali hamparan pasir di sana. Aku berteriak memanggil Squall, tapi hanya ada kesunyian sebagai jawaban. Squall tidak ada di sini... kalau ada, dia pasti akan menjawabku. Aku berlari lagi ke Galbadia Plains, tapi tak menemukan apapun kecuali hamparan rumput yang luas dan angin malam yang sejuk, yang membuat rambutku berkibar. Aku melihat ke berbagai arah, namun tetap tidak bisa menemukannya. Mana Squall?! Aku tak melihat sosoknya... aku berlari lagi ke Pegunungan Trabia dan berusaha mencari Squall diantara dinginnya salju. Aku berlari kesana kemari, dan jejak kakiku membentuk garis-garis yang kacau, sama kacaunya dengan pikiranku saat ini. Kenapa aku tidak ingat? Dimana Squall?! Aku ingin bertemu...

Aku berlari ke Timber. Aku berusaha mencari sosok Squall diantara ribuan orang yang ada di sini. Aku menjelajahi Timber, memasuki tiap restaurant, menyusuri tiap jalan, mengamati wajah orang-orang dengan seksama, tapi tetap saja aku tidak bisa menemukan Squall. Aku mulai merasa putus asa... tapi aku belum mau menyerah, karena aku sangat ingin bertemu Squall. Aku berlari ke Dollet, dan memanggil-manggil Squall. [i]Squall! Di mana kau?[/i]. aku meneriakkan namanya diantara kerumunan orang, namun aku tidak mendengar jawaban. Apa Squall tidak ada di sini? Lalu di mana dia? Kenapa aku tidak bisa bertemu?

Aku merasa kakiku sudah sangat sakit, namun aku tetap memaksakan diri untuk berlari. Kali ini aku pergi Balamb. Aku mencari lagi, memasuki tiap pintu rumah dan bangunan, menanyai orang-orang, namun tidak ada yang tahu dimana Squall...

Squall....kau dimana? Aku ingin bertemu....

Aku terjatuh, dan tidak bangun lagi. Aku merasa kakiku sakit sekali dan aku tidak punya tenaga lagi. Bahkan untuk bernapas pun rasanya sulit sekali. Aku mencengkeram tanah erat-erat. Kenapa aku lupa? Dimana seharusnya kami bertemu? Kenapa kami tidak bisa bertemu? Squall... kau dimana?

Aku merasakan sesuatu yang hangat mengalir di pipiku. Aku menangis. Dan seiring berlalunya waktu, tangisku bertambah hebat dan airmata mengalir lebih deras. Aku sangat amat ingin sekali bertemu dengan Squall. Aku tidak peduli meskipun nanti dia akan mengkritikku seperti ketika di Timber TV Station. Aku tidak peduli meski harus lari sampai mati.. aku ingin sekali bertemu... ingin sekali... tapi kenapa tidak bisa?

SQUALL..!!

Aku berteriak sekencang yang aku bisa pada langit malam. Lagi-lagi kesunyian yang menjawab. Aku menangis lagi...

Mendadak sensasi itu muncul lagi. Jarum-jarum es itu kembali menusuk-nusuk tubuhku, mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki. Rasanya seperti ada seseorang yang mencengkeramku kuat-kuat tanpa pernah punya niat untuk melepasnya. Aku merasa letih sekali... sangat letih.

Squall... kau dimana?

Aku terbangun. Atau mungkin tidak terbangun? Karena aku tidak bisa mengontrol badanku. Aku bisa merasakan aku sedang berjalan, tapi kemana? Kenapa aku berjalan dan kenapa aku begini? Apa aku sedang mimpi? Sebenarnya yang mana kenyataan dan yang mana mimpi?


No comments:

Post a Comment

Komentar, pertanyaan, dan saran

Valuebux!