Shisen garden: November 2008

Kami mengundang Anda untuk memberikan komentar maupun pertanyaan di setiap artikel. Bila Anda tertarik, kami dengan senang hati menyambut Anda menjadi salah satu penulis kami.

Wednesday 12 November 2008

how to make icon for flash-disk (icofx)

pertama, siapkan dulu file .ico untuk membuat iconnya.

silahkan download aplikasi kecil bernama "icofx". install dan jalankan. Cukup drag gambar yang ingin dibuat iconnya.

pilih resolusi 48x48, tidak boleh yang lain.

seleksi bagian yang penting dari gambar, nantinya akan di-crop.

setelah itu, save dengan nama apasaja, formatnya tetap biarkan apa adanya.

kedua,buka notepad. ketikkan ini

[autorun]
Icon=L.ico
Name=Zeruha


ganti L.ico dengan file icon yang baru saja dibuat tadi, dan Zeruha dengan label FD.

save dengan nama "autorun.inf"

terakhir,taruh file icon dan autorun di FD, tapi tidak dalam folder apa pun.

buka lagi my computer, liat hasilnya. kalau belum berhasil, cabut dan pasang lagi FD-nya


Baca Selengkapnya..

Watch the world September

Sebuah artikel menarik yang dikutip dari sedarlah, diterbitkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa

Selama 20 tahun terakhir, jumlah bencana alam di seluruh dunia meningkat empat kali lipat. Lebih dari 250 juta orang terkena imbasnya setiap tahun. – EL UNIVERSAL, MEKSIKO.

“Angin pasat, yakni angin yang dominan di daerah Samudra Pasifik, selama bertahun-tahun telah mengakibatkan terkumpulnya sampah yang luar biasa banyak.” Sampah terapung ini telah meliputi area seluas benua Australia. –LA DÉPÊCHE DE TAHITI, TAHITI.

Guna menghasilkan 50 liter bahan bakar nabati untuk satu unit mobil penumpang dibutuhkan 200 kilogram jagung – “cukup untuk memberi makan satu orang selama satu tahun penuh!” – GAZETA WYBORCZA, POLANDIA.





Alkitab Terbitan Cina
“Cina telah menjadi salah satu negara yang menerbitkan Alkitab terbanyak di dunia,” kata Ye Xiaowen, kepala Kantor Administrasi Negara untuk Urusan Agama. Sebuah percetakan yang terletak di Nanjing, ibu kota Provinsi Jiangsu, Cina, mencapai tonggak sejarah dengan menerbitkan Alkitab lengkap yang ke-50 juga di negeri itu. Menurut People’s Daily Online, ”pada tahun-tahun belakangan ini, sekitar 3 juta Alkitab telah keluar dari mesin cetak [perusahaan itu] setiap tahun”. Jumlah orang yang mengaku Kristen di Cina dilaporkan meningkat.

Ikon Jadi Incaran
“Selama lima tahun terakhir di Rusia, lebih dari 1.000 gereja telah dirampok,” lapor Russky Newsweek. Pencurian sekitar 40.000 ikon telah dilaporkan ke Departemen Dalam Negeri Rusia. Kini, melalui kesepakatan antara kementerian dan Gereja Ortodoks Rusia, semua ikon gereja akan diberi penanda khusus, yang hanya terlihat dengan sinar ultraviolet. Ini akan membantu para penyidik mengindentifikasi pemilik sah ikon-ikon yang ditemukan kembali. Pihak gereja Moskwa menyambut baik langkah ini, kata Russky Newsweek, “karena penanda ‘jasmani’ itu tidak akan mempengaruhi khasiat mukjizat ikon tersebut”.

Perang Menguras Sumber Daya Afrika
“Antara tahun 1990 dan 2005, 23 negara Afrika terlibat dalam berbagai konflik, yang menelan biaya total sekitar 300 miliar dolar AS,” kata International Herald Tribune. “Uang yang dibayarkan Afrika itu dapat menutupi biaya untuk mengatasi krisis HIV dan AIDS di Afrika, atau untuk menyediakan pendidikan, air dan pencegahan serta pengobatan tuberkulosis dan malaria,” kata Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf. “Sebenarnya, ribuan rumah sakit, sekolah, dan jalan dapat dibangun.” Surat kabar itu menyimpulkan bahwa, tanpa perang, Afrika “sesungguhnya bisa menjadi benua yang lebih makmur dan bukannya benua termiskin di dunia”.

Tidur Siang Bisa Berfaedah
Suatu penelitian atas lebih dari 23.000 pria dan wanita Yunani menyimpulkan bahwa tidur siang sedikitnya tiga kali seminggu dapat mengurangi risiko kematian akibat serangan jantung sampai 37 persen. “Ada banyak bukti bahwa stres yang akut maupun yang kronis dapat menyebabkan penyakit jantung.” Jelas Dimitrios Trichopoulos, peneliti dan epidemiolog di Harvard School of Public Health, AS. “Tidur siang, “ katanya, “bisa jadi berfungsi untuk menghilangkan stres [dan] mengurangi angka kematian akibat penyakit jantung.”

Baca Selengkapnya..

Sunday 9 November 2008

An Angel's Contemplation part 3


Monolog Rinoa Part 3: Nightmare

Aku bisa merasakan tubuhku bergerak. Kakiku, tanganku, belaian rambut di lenganku, bahkan aku bisa melihat pemandangan aneh secara samar-samar... seperti... ruang mesin? Atau mungkin semacamnya. Sekilas aku melihat Squall, tapi dia kembali menjauh. Ada apa ini? Apa dia benci aku karena aku terlambat? Aku bisa mendengar bunyi... sangat berisik, dan banyak suara orang-orang panik... aku tidak mengerti... aku juga mendengar suara Squall memanggilku, meskipun secara samar-samar.

Dan lebih lagi... kenapa aku tidak bisa mengendalikan tubuhku sendiri? aku merasa seperti boneka tali yang sedang digerak-gerakkan entah oleh siapa... aku merasa sangat letih...

Pemandangan-pemandang kabur terus bermunculan... begitu juga suara-suara aneh itu. Aku merasa seperti melayang... apa ini mimpi? Apa suara-suara yang terasa nyata itu juga hanya mimpi? Dan apa yang kulakukan di mimpiku? Pemandangan mulai berubah... semuanya jadi hitam dan banyak bintang-bintang seperti di langit. Di langit? Apa aku ada di luar angkasa? Tak mungkin... untuk apa aku keluar angkasa?

Sejauh aku memandang, hanya langit hitam berbintang yang aku lihat. Dan setelah beberapa lama... akh, jangan tanya aku berapa lama, karena rasanya berabad-abad... aku melihat sosok yang membuat bulu kudukku berdiri. Kenapa aku semakin mendekati dia? Aku takut, dan aku tidak mau dekat-dekat sosok itu, siapapun dia. Tapi aku tidak sanggup mengendalikan tubuhku...

Semakin aku dekat, aku semakin takut. Sosok itu hanya terdiam dan membeku dalam sebuah mesin aneh. Apa yang dia lakukan hingga jadi seperti itu? Tapi apapun itu, pastilah amat kejam. Aku bisa merasakan aura jahatnya bahkan hanya dengan melihatnya secara kabur. Aku merasakan tanganku mulai melakukan sesuatu dengan mesinnya... apa yang akan aku lakukan? Aku mulai merasa sangat takut ketika melihat sosok itu mulai tersenyum. Senyuman licik, jahat dan penuh ketamakan. Demi Hyne... apa yang telah aku lakukan? Kenapa aku lakukan?

Dan sensasi itu mulai lagi. Kepalaku mulai terasa sangat sakit... ribuan jarum es kembali datang dan menyebarkan rasa sakit yang selalu sama... amat menyakitkan, dan seolah menyerap semua energi kehidupan. Aku membuka mata, dan menyadari aku sedang melayang di angkasa. Jadi aku memang di angkasa...

aku... akan mati? Tapi aku belum bertemu Squall...

Am I...gonna make it...?

How?


Aku mencoba mencari sesuatu diantara spacesuit-ku. Tak ada apapun... apa yang bisa kulakuakn? Berteriak? Tentu saja mustahil. Mungkin aku bisa mencoba mengarahkan diri ke.... mana? Aku harus bagaimana?

I can't do anything...

Drifting...endlessly.


Mungkin aku akan terus begini sampai mati? Aku mulai merasa sesak dan susah bernapas... kepalaku mulai pusing. Dan aku merasa sangat letih sekali... dan dengan semakin sedikitnya tenaga untuk mempertahankan kesadaran, aku menyadari sesuatu.

I'm helpless...

Aku melirik sekilas ke meteran yang menunjukkan kadar oksigen. Hanya tinggal 3 milimeter ke angka nol. Aku takut, sangat takut dan ingin sekali menangis... tapi airmataku tidak mau keluar...

Orang-orang bilang, sesaat sebelum mati, semua kenangan semasa kehidupan akan muncul. Dan itulah yang terjadi sekarang. Ketika aku menutup mata, semua kenangan mulai muncul. Aku bisa melihat wajah ibu saat ia menyanyikan lagunya yang legendaris... wajah Ayah saat aku bertengkar dengannya... sambutan para anggota Forest Owls saat aku bergabung... perbincangan dengan Seifer... dan pertemuan pertama dengan Squall...
Squall.... aku ingin bertemu...

Aku melirik kembali ke meteran itu. Hanya tinggal 1 milimeter ke angka nol.

No... I'm...

That's it. I'm gonna...

I'm gonna...die.


Kali ini jarumnya menunjuk ke angka nol. Aku tidak bisa bernapas lagi... tidak ada tenaga lagi... bahkan untuk membuka mata.

Goodbye.... Squall...

Rinoa! No! Don’t give up!


Apa itu...? suara Squall? Tidak mungkin... apa ini salah satu bentuk halusinasi seperti mati? Mungkin... karena aku sangat amat rindu Squall, aku jadi berhalusinasi? Tapi suara itu terasa begitu nyata... Ya Tuhan... atau mungkin itu suara malaikat maut yang akan menjemput? Suaranya mirip Squall...

Can you hear me!? It's Squall... Rinoa!!!

Rinoa!!!


Itu benar-benar Squall.... apa iya? Aku tidak bisa berpikir lagi... aku mencoba sebisaku untuk bernapas, tapi sulit sekali... rasanya sesak... aku akan pergi... ke tempat ibu. Yah... itu sedikit menghibur... aku... mati... ibu...

Rinoa, come on! Try to remember!

Mungkin ini hembusan nafasku yang terakhir... aku tidak kuat lagi... tidak ada tenaga yang tersisa untuk mempertahankan kesadaran... bahkan untuk mengankat kelopak mata. Aku menarik nafasa dengan susah payah, dan dengan energi kehidupan yang terakhir, aku menghembuskannya kembali. Dan setelah itu, mungkin tidak ada nafas lagi...

Rinoa! I'm right there with you! Listen to me!

Maaf Squall... aku ingin sekali mendengarmu... tapi aku tidak kuat...



Mendadak aku merasakan sedikit sentuhan di leherku. Aku berusaha membuka mata. Cincin... Squall. Griever. Aku belum mengembalikan ini pada Squall... aku merasa sesak, tapi... aku belum mati? Aku masih melihat pemandangan yang sama seperti yang kulihat sebelumnya. Langit berbintang tanpa batas. Aku tidak melihat cahaya atau malaikat seperti yang dikatakan orang akan kau lihat jika kau sudah dekat dengan kematian.

I'm ...still... alive?

Aku sempat merasa tak yakin... tapi aku masih berada di tempat yang sama, melihat pemandangan yang sama, dan merasakan sesak yang sama. Aku masih hidup...? tapi suara Squall tadi... apakah itu nyata? Seandainya aku bisa mendengarnya lagi.. aku ingin bertemu Squall. Aku harus mengembalikan Griever...

Aku berusaha memanggil Squall melalui benakku. Kini aku sepenuhnya yakin bahwa ketika aku mendengar suara Squall, aku tidak berhalusinasi. Aku sendiri tidak tahu kenapa aku yakin... apa Squall akan menolongku? Squall akan datang padaku? Aku harap begitu... aku sudah letih mencari Squall kemana-mana...

Squall?

aku melihat suatu tombol di spacesuit-ku yang tidak aku perhatikan sebelumnya. Tombol emergency life support. Tanpa pikir panjang, aku menekannya dan beberapa detik kemudian, aku bisa menghirup oksigen lagi. Aku merasa sedikit lega... setidaknya aku punya waktu tambahan untuk hidup... aku harus mengembalikan Griever... aku tidak akan bisa mati dengan tenang sebelum mengembalikan benda kesayangan Squall ini. Aku menutup mata, mencoba untuk sangat tenang dan memperlambat napasku untuk menghemat oksigen. Ketika aku membuka mata... aku bisa melihat Squall...

tak hanya itu, aku juga melihat langit-langit putih. Rasanya aku kenal langit-langit ini... ini Balamb Garden! Dan ketika aku menoleh, aku sedang ada di pangkuan Squall... dia sedang menggendongku... aku bersandar pada dadanya yang bidang, merasakan logam dingin berbentuk kalung Griever di pipiku. Rasanya nyaman sekali... aku menengadah menatap Squall... dan dia balik menatapku dengan matanya yang sebiru langit...

ada apa ini...?


”ada apa..?” tanya Rinoa pada Squall. Squall sedang berjalan di koridor Infirmary sambil membopong Rinoa. Ia berjalan menuju ke Dormitory.

“harusnya aku yang tanya itu padamu. Ada apa denganmu? Kenapa kau tidur tergeletak di lantai di dekat jendela di kamarmu?”

“oh... aku mungkin... ketiduran...”

“berpikir sampai tengah malam lagi?” tanya Squall pada Angel-nya. Rinoa mengangguk. “ayo turun. Kita kembali ke kamarmu.” Kata Squall pada Rinoa. Tapi Rinoa malah melingkarkan tangannya di leher Squall dan menggeleng.

“aku tidak mau turun. Kapan lagi aku akan digendong oleh Commander Balamb Garden? Aku tidak mau melewatkan kesempatan langka ini!” kata Rinoa dan mengeratkan pelukannya. Dengan tatapan matanya yang seolah mengatakan ‘whatever’ Squall akhirnya tidak jadi menurunkan Rinoa. “Squall... kau yang membawaku keluar kamar?”

“yeah. Kau sedikit demam ketika aku menemukanmu. Aku membawamu ke Infirmary. Tapi kata Dr. Kadowaki kau hanya perlu istirahat.”

“well... thanks....” kata Rinoa. “kau tahu Squall... aku dapat mimpi buruk... aku mengalami hal itu lagi... mimpi ketika aku dikontrol Ultimecia. Mimpi yang aku alami ketika aku masih Koma... ketika aku membangunkan Adel... aku... sangat takut. Mimpi-mimpi itu terasa begitu nyata... seolah aku mengalaminya lagi untuk yang kedua kalinya.” Kata Rinoa seraya mengeratkan pelukannya pada Squall.

“jangan dipikirkan lagi... itu hanya mimpi.”

“tapi terasa begitu nyata... aku bahkan merasa benar-benar sesak ketika mimpi tentang kejadian di Lunar Base...”

“imajinasimu cukup tinggi kalau begitu.. sampai-sampai jadi halusinasi.”

“juga cengkraman Ultimecia yang sedingin es... terasa begitu nyata.”

“kau terlalu sering memikirkan hal itu Rinoa... itu sudah 2 bulan yang lalu.”

“aku juga memimpikan mimpi itu lagi Squall... aku mimpi kalau aku tidak bisa bertemu kau lagi... demi Hyne... aku takut sekali kalau itu terjadi...”

Squall lalu berhenti dan mendudukkan Rinoa di sebuah bangku dekat air mancur. Squall lalu duduk di samping Rinoa.

“well... aku tidak pandai menyusun kalimat, tapi aku akan mencoba.” Kata Squall. Rinoa menatapnya lekat-lekat. “kau tahu, kita sudah berjanji kan? Kita pasti bertemu.”

“tentu saja aku ingat itu!”

“kalau begitu, untuk meyakinkanmu, bagaimana kalau kita berjanji lagi?”

“lagi?” kata Rinoa. “baiklah...”

“I’ll be here...”

“promise?”

“I’ll be waiting for you. if you come here... you’ll find me. I promise.”

“I’ll be there too! It’s a promise!” seru Rinoa. Senyum kini tampak di wajahnya. Squall menatapnya dengan tatapan yang tidak dapat dimengerti. “so, Squall... aku punya hadiah karena sudah berbaik hati mau menggendongku sampai sini!”

“oh ya?”

“ya...”


dan detik berikutnya, mereka pun ber-kisu... ^^


FIN
Baca Selengkapnya..

An Angel's Contemplation part 2


Monolog Rinoa part 2: Reminiscence

Midnight selalu jadi waktu yang sangat tepat bagiku untuk berpikir. Aku sangat menyukai midnight. Buatku, Midnight adalah saat dimana malam telah lewat, tapi pagi juga belum tiba. Sepersekian detik ketika semua jarum jam menunjuk angka 12, saat itulah yang kusebut midnight. Benar-benar keseimbangan yang sempurna antara pagi dan malam.

Dan dalam mimpu buruk itu... waktu selalu malam, dan langit selalu gelap, tanpa bintang. Apakah itu tengah malam? Aku tidak tahu... Mimpi buruk itu muncul ketika aku sedang koma, sesaat setelah Ultimecia mengambil alih tubuhku. Aku sering berpikir, kenapa aku yang dia pilih? Apa itu karena Edea? Semua dari mereka yang ada di sana waktu itu, Squall, Selphie, Quistis, Zell, Irvine, dan bahkan Seifer adalah anak asuh Edea. Apa karena aku bukan anak asuhnya? apa Edea yang menyuruh Ultimecia mengontrol aku karena dia tidak ingin Selphie atau Quistis yang dikontrol Ultimecia? Beberapa kali aku berusaha bertanya pada Edea tentang hal ini, tapi ketika aku akan bertanya... ah, aku tiba-tiba merasa tidak tega. Edea pasti sudah cukup merasa bersalah, dan aku tidak ingin menambah bebannya.

Edea tampaknya mengerti apa yang sebenarnya ingin aku tanyakan, tapi dia memilih diam. Yah, tidak apa. meskipun aku seorang sorceress sekarang, selama aku masih bisa bersama Squall, tidak masalah.

Rinoa menatap fotonya bersama Squall yang diletakkannya di meja kamar. Ia lalu mendesah pelan, dan duduk di tepi jendela. Rinoa menatap langit malam, mencoba mencari bintang jatuh.

Aku jadi teringat saat-saat itu... momen yang benar-benar mengubah hidupku. Apakah itu takdir? Atau sebenarnya masih bisa kuubah?
Sesaat setelah Ultimecia mengontrol tubuhku, aku merasakan sensasi yang aneh. Rasanya seperti ada ribuan jarum es menusuk-nusuk leher dan kepalaku, dan menyerap tenagaku, membuatku merasa sangat lelah. Aku tidak tahu apakah waktu itu aku pingsan atau tidak. Yang jelas, sesaat setelah ribuan jarum es itu seperti masuk ke aliran darah dan membekukan semua organku, aku merasa tubuhku bergerak sendiri, dan aku mendengar suara seseorang... suara wanita. Suara yang jauh lebih dingin dari es, lebih kejam, dan lebih menyeramkan. Dan aku mendengar nada angkuh pada suaranya, yang mengesankan seolah dia adalah pemimpin agung atau semacamnya. Aku masih ingat samar-samar apa yang dikatakan suara itu. Meski hanya satu kalimat yang aku ingat, tapi kalimat itu benar-benar membekukan aku...

Oh, my loyal knight, Seifer. The sorceress is alive... The sorceress demands...

Sungguh kalimat yang membuatku ngeri, dan diucapkan dengan nada yang kejam dan dingin. Seperti perintah sekaligus permintaan, diucapkan dengan lemah lembut sekaligus angkuh. Lalu samar-samar aku mendengar suara Seifer. Suaranya tidak jelas, dan seperti diucapkan dari jauh. Tiba-tiba aku merasa takut saat aku melihat sosok yang mirip Seifer melangkah pergi. Apa yang telah aku lakukan? Kemana Squall dan yang lainnya? Kenapa aku jadi begini?

Sensasi aneh itu mulai muncul lagi, dan kali ini benar-benar hebat. Aku tidak sanggup mempertahankan kesadaran, dan merasa sangat amat takut. Jarum-jarum es itu mulai menyebar ke seluruh tubuhku, menciptakan rasa sakit yang luar biasa. Aku ingin berteriak, tapi aku tidak punya tenaga untuk berteriak ataupun membuka mata. Aku takut. Sangat amat takut sekali. Entah karena apa, aku berteriak memanggil Squall... aku ingin bertemu Squall...

Squall... I’m scared...

Semuanya lalu menjadi hitam. Beberapa saat kemudian, hitam itu mulai menghilang. Bagiku, itu terasa lama sekali... Perlahan tapi pasti, pemandangan di sekitarku mulai berubah. Mendadak lampu-lampu bermunculan, tempat tidur, meja, kursi, dan berbagai benda lainnya mulai muncul dan membentuk sebuah pemandangan yang aku kenali : kamarku di Caraway Resident. Aku merasa bingung... aku menatap ke dalam cermin dan melihat pantulan diriku. Aku sedang memakai gaun berwarna kuning muda. Gaun warisan ibuku, yang dia pakai untuk konser tunggal pertamanya. Gaun yang aku pakai saat menghadiri SeeD Inauguration Party di Balamb Garden. Aku meraba sebuah cincin yang tergantung di leherku. Griever... milik Squall. Squall....

Squall! Mendadak aku ingat kalau aku punya janji dengannya. Kami akan melihat bintang jatuh bersama. Aku melihat lagi ke dalam cermin, memastikan kalau aku sudah cukup cantik dan berlari keluar. Aku berlari menyusuri jalan-jalan di Deling, berusaha mencari Squall. Namun tiba-tiba aku teringat sesuatu yang ama penting : dimana kami akan bertemu? Aku berusaha mengingatnya sambil terus berlari. Lari, lari, dan lari. Aku mulai merasa panik, dan mencoba berlari lebih cepat. Apakah aku akan terlambat? Kalau aku terlambat, apa Squall akan membenciku? Bagaimana jadinya aku kalau Squall benci aku? Aku tidak boleh terlambat.... tapi dimana kami berjanji akan bertemu? Dimana? Dimana?

Aku berlari ke desert, dan tak menemukan apapun kecuali hamparan pasir di sana. Aku berteriak memanggil Squall, tapi hanya ada kesunyian sebagai jawaban. Squall tidak ada di sini... kalau ada, dia pasti akan menjawabku. Aku berlari lagi ke Galbadia Plains, tapi tak menemukan apapun kecuali hamparan rumput yang luas dan angin malam yang sejuk, yang membuat rambutku berkibar. Aku melihat ke berbagai arah, namun tetap tidak bisa menemukannya. Mana Squall?! Aku tak melihat sosoknya... aku berlari lagi ke Pegunungan Trabia dan berusaha mencari Squall diantara dinginnya salju. Aku berlari kesana kemari, dan jejak kakiku membentuk garis-garis yang kacau, sama kacaunya dengan pikiranku saat ini. Kenapa aku tidak ingat? Dimana Squall?! Aku ingin bertemu...

Aku berlari ke Timber. Aku berusaha mencari sosok Squall diantara ribuan orang yang ada di sini. Aku menjelajahi Timber, memasuki tiap restaurant, menyusuri tiap jalan, mengamati wajah orang-orang dengan seksama, tapi tetap saja aku tidak bisa menemukan Squall. Aku mulai merasa putus asa... tapi aku belum mau menyerah, karena aku sangat ingin bertemu Squall. Aku berlari ke Dollet, dan memanggil-manggil Squall. [i]Squall! Di mana kau?[/i]. aku meneriakkan namanya diantara kerumunan orang, namun aku tidak mendengar jawaban. Apa Squall tidak ada di sini? Lalu di mana dia? Kenapa aku tidak bisa bertemu?

Aku merasa kakiku sudah sangat sakit, namun aku tetap memaksakan diri untuk berlari. Kali ini aku pergi Balamb. Aku mencari lagi, memasuki tiap pintu rumah dan bangunan, menanyai orang-orang, namun tidak ada yang tahu dimana Squall...

Squall....kau dimana? Aku ingin bertemu....

Aku terjatuh, dan tidak bangun lagi. Aku merasa kakiku sakit sekali dan aku tidak punya tenaga lagi. Bahkan untuk bernapas pun rasanya sulit sekali. Aku mencengkeram tanah erat-erat. Kenapa aku lupa? Dimana seharusnya kami bertemu? Kenapa kami tidak bisa bertemu? Squall... kau dimana?

Aku merasakan sesuatu yang hangat mengalir di pipiku. Aku menangis. Dan seiring berlalunya waktu, tangisku bertambah hebat dan airmata mengalir lebih deras. Aku sangat amat ingin sekali bertemu dengan Squall. Aku tidak peduli meskipun nanti dia akan mengkritikku seperti ketika di Timber TV Station. Aku tidak peduli meski harus lari sampai mati.. aku ingin sekali bertemu... ingin sekali... tapi kenapa tidak bisa?

SQUALL..!!

Aku berteriak sekencang yang aku bisa pada langit malam. Lagi-lagi kesunyian yang menjawab. Aku menangis lagi...

Mendadak sensasi itu muncul lagi. Jarum-jarum es itu kembali menusuk-nusuk tubuhku, mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki. Rasanya seperti ada seseorang yang mencengkeramku kuat-kuat tanpa pernah punya niat untuk melepasnya. Aku merasa letih sekali... sangat letih.

Squall... kau dimana?

Aku terbangun. Atau mungkin tidak terbangun? Karena aku tidak bisa mengontrol badanku. Aku bisa merasakan aku sedang berjalan, tapi kemana? Kenapa aku berjalan dan kenapa aku begini? Apa aku sedang mimpi? Sebenarnya yang mana kenyataan dan yang mana mimpi?


Baca Selengkapnya..

An Angel's Contemplation


Monolog Rinoa part 1: Beginning

(Malam hari, 10 menit menjelang tengah malam, Rinoa ada di kamarnya)

Hari ini, tepat 2 bulan setelah pertarungan kami melawan Sorceress Ultimecia… yah… kami, maksudku Selphie, Quistis, Zell, Irvine, Squall dan aku, Rinoa. Lebih tepatnya lagi… Sorceress Rinoa. Pada awalnya, aku tidak bisa menerima bahwa aku, Rinoa Heartilly, menjadi seorang Sorceress. Aku takut, dunia akan memusuhi aku dan orang-orang yang aku kenal akan menjauhi aku, terlebih lagi Squall… setelah semua yang kami alami bersama, aku tidak bisa membayangkan bagaimana aku tanpa dia…

Dan lagi, yang lebih aku takutkan adalah… mungkin suatu saat akan ada seseorang, sorceress lain, lebih jahat dan kejam dari Ultimecia maupun Adel, dan mungkin mempunyai ambisi yang lebih dari sekedar time compression, dan akan menggunakan aku sebagai alat, seperti yang dilakukan Ultimecia. Yah… dia menggunakanku untuk membebaskan Adel. Dan terjadilah semua itu… hmm... aku sedang tidak ingin mengingatnya…

Saat ini aku masih tinggal di Balamb Garden. Aku rasa Cid melakukan itu agar Garden bisa mengawasiku… yah, tugas utama Garden kan mendidik para SeeD untuk memusnahkan para Sorceress. Tapi aku juga merasa, tinggalnya aku di Balamb Garden ini karena campur tangan Squall sebagai Commander. Bagaimana tidak? Cid memberiku sebuah kamar tepat di sebelah Dorm Squall. Apa Squall yang memintanya? Aku tidak tahu… tapi aku senang bisa berada dekat Squall. Kami bisa lebih sering bertemu, tidak peduli apa yang akan dikatakan murid lain. Ah, ya... aku dan Squall bisa dibilang sedang pacaran. Meski Squall tidak pernah memintaku menjadi pacarnya, tapi kami sama-sama tahu kalau aku cinta Squall, dan Squall juga sayang aku. Tidak butuh kata-kata bagi kami berdua untuk bisa saling mengerti perasaan kami. Kami tahu begitu saja. Dan tidak butuh kata-kata bagi kami untuk tahu bahwa kami adalah... umm... yah... ‘kekasih’ mungkin kata yang tepat.

Hmm… mungkin juga alasan Cid menempatkanku di kamar dekat Dorm Squall adalah agar aku bisa selalu dekat dengan Sorceress’ Knight… ya, Squall adalah knight-ku. Squall Leonhart adalah Sorceress’ Knight dari Sorceress Rinoa Heartilly siapa yang tidak tahu itu? Gara-gara title itu, orang-orang di Balamb memperlakukan aku jadi sedikit berbeda. Entah karena aku seorang sorceress, atau karena aku adalah pacar Squall Leonhart, Commander of Balamb Garden sekaligus anak dari presiden Esthar. Ah, selama aku dan Squall tidak diganggu ketika kami sedang berdua saja, terserah mereka mau memperlakukan aku seperti apa.

Pada awalnya aku memang merasa sedikit risih… bayangkan, aku hanya gadis asing, anak seorang jendral Galbadia yang sempat berada di bawah kekuasaan Edea ketika ia dikontrol Ultimecia, dan lebih lagi, aku seorang Sorceress. Aku merasa sangat tidak nyaman pada hari-hari pertamaku di Balamb Garden. Hmm... yah, banyak berbagai rumor tentangku. Ada yang bilang mereka membiarkan aku tinggal di Garden dengan tujuan untuk mengurungku, karena dunia masih takut akan kehadiran sorceress, dan rumor lainnya. Tapi berkat Selphie, Quistis, Zell, Cid, dan tentu saja Squall… yah… aku mulai bisa beradaptasi dan tidak memperdulikan rumor-rumor itu. Mereka dengan baik hati membawaku berkeliling. Zell mengajakku mencicipi semua makanan di Cafeteria, Selphie mengajakku mengendarai mobil-mobil Garden dan melihat-lihat Quad, Quistis menunjukkan Library padaku, Dr. kadowaki menunjukkan berbagai peralatan canggih di Infirmary, Squall menemani aku ketika aku sangat penasaran dengan bagian dalam Training Center, dan Squall juga yang menemani aku mengelilingi bagian Garden lain yang belum pernah aku datangi, termasuk ‘Secret Area’ di Training Center. Hmm... Squall tahu dari mana soal Secret Area ini ya?

(Rinoa duduk di dekat jendela dalam kegelapan. Ia melihat laut di malam hari. Balamb Garden sedang terbang di atas laut Balamb)

Kalau dipikir… semua ini berawal dari pesta itu. Pesta kelulusan atau semacamnya… aku datang ke pesta itu dengan niat untuk meminta secara langsung pada Cid tentang bantuan SeeD. Aku pikir, begitu kami, para Forest Owls memiliki SeeD dalam tim kami, maka semuanya akan beres. Tapi aku kemudian tahu bahwa semua itu tak semudah yang aku bayangkan…

Aku bertemu Squall di pesta itu. Aku baru saja memasuki Aula dan mengedarkan pandangan mencari Cid, ketika melihatnya. Diantara sekian banyak orang di Aula itu, hanya dia yang menyendiri, diam di pojokan. Dia sedang melihat ke atas. Karena penasaran apa yang dilihatnya, aku juga melihat ke atas, ternyata hanya bintang jatuh. Apa dia juga sedang mengucapkan permohonan? Permohonan macam apa?

Sepertinya dia menyadari kalau aku menatapnya, karena dia juga menatapku. Atau itu karena aku cukup menarik? Ah, sudahlah... Aku menunjuk ke atas, dan dia mengangguk. Hei… apa itu artinya dia mengerti maksudku? Aku merasa dia cukup menarik, dan aku menghampirinya.

Aku mencoba mengajak dia berdansa, tapi dia menolak. Hmm… tidak ada seorangpun yang boleh melakukan ini pada Rinoa Heartilly. Aku dipanggil ‘Princess’ oleh Zone dan Watts bukan tanpa alasan. Aku mencoba ‘menghipnotisnya’ dan dia tetap menolak dan berkata kalau dia tidak bisa dansa. Tapi, aku tetap memaksanya. Dan anehnya, dia menurut saja ketika aku menariknya ke lantai dansa. Hmm... kalau dipikir, sebenarnya dia bisa saja menolak ajakanku waktu itu. Dia laki-laki, tentu saja punya tenaga yang lebih besar untuk membuat aku berhenti menyeretnya ke lantai dansa. Tapi dia tidak lakukan itu. Kenapa ya...? mungkin hipnotisku waktu itu berhasil? Atau pada dasarnya dia memang sudah tertarik padaku?

Kami berdansa di lantai dansa dengan…umm…. Payah. Dia menginjak kakiku berkali-kali, dan di pertengahan lagu, dia tiba-tiba pergi begitu saja. Untung aku masih sempat menahannya… aku berusaha meyakinkan Squall dengan memberinya senyuman termanis yang bisa aku berikan, aku berusaha meyakinkannya. Aku kembali meletakkan tangan kanannya di pinggangku, dan menggenggam tangan kirinya. Kali ini berhasil! Kami berdansa dengan baik, dan bahkan aku pun tidak tahu kenapa ia tiba-tiba bisa berdansa dengan baik.

Tepat ketika lagu selesai, aku melihat Cid. Dan tanpa mengucapkan salam atau sepatah katapun, aku meninggalkannya. Umm… aku sedikit menyesal, kenapa aku berbuat begitu ya? Tapi, niatku pada waktu itu adalah untuk menemui Cid. Jadi… ah, tapi seharusnya paling tidak aku memperkenalkan diri atau tahu namanya… tapi, setelah itu aku selalu memikirkannya. Akh... aku sempat menyesal tidak sempat menanyakan namanya. Dia menarik, dan juga terlihat gagah... hmm... waktu itu aku menyesal sampai tidak bisa tidur semalaman. Aku baru bisa tidur jam 2 pagi...

Tapi, setidaknya kami bisa bertemu lagi. Karena dia adalah SeeD yang ditugaskan Cid untuk membantu Forest Owl bersama Zell dan Selphie. Aku cukup kaget waktu mengetahui kalau SeeD yang dikirim Cid adalah SeeD yang baru saja lulus. Hmm... tapi sekarang aku malah bersyukur Cid mengirimkan Squall dan bukan yang lain. Seandainya waktu itu Cid mengirimkan orang lain selain Squall... fuh, aku tidak tahu bagaimana akhir ceritaku nanti. Yang jelas, aku senang akhirnya kami, aku dan Squall Leonhart bisa bersama. Sangat amat senang sekali. Apa mungkin kami akan terus bersama? Hmm… aku juga tidak tahu…

Tapi aku harap begitu… aku ingin selalu bersama dengan my knight in shining armor…
Hmm… apakah namaku akan berubah menjadi Rinoa Leonhart ya?

(Rinoa menutup mata dan tertidur… sementara Squall yang berada di luar Dorm Rinoa, membatalkan niatnya utuk mengetuk pintu Dorm Rinoa dan memutuskan untuk kembali ke Dorm miliknya sendiri…)
Baca Selengkapnya..
Valuebux!