Sekarang untuk bagian yang terakhir, '36 karakter gabungan yang muncul belakangan'. Kusarankan, bila bagian sebelumnya belum dikuasai atau paling tidak, dimengerti, jangan mempelajari bagian ini dulu, untuk meringankan beban.
Kenapa kusebut '...yang muncul belakangan' ?, karena karakter gabungan seperti ini dulunya tidak ada, baru ditambahkan pada zaman modern. Gunanya untuk menuliskan bunyi-bunyi yang aslinya tidak ada dalam bahasa Jepang. Sebagai contoh, tadi ada kusebutkan bahwa tidak ada huruf yang berbunyi 'ti', maka untuk menuliskannya (misalnya untuk menuliskan nama Tidus di Final Fantasy X) digunakan kombinasi 'te-i', bacanya 'ti'. Begitu pula dengan 'u', yang sebenarnya tidak bisa diberi dakuten, tapi sekarang ada. Bacanya menjadi 'v-'. Jadi, kalau ヴ (u) berdakuten ditambah ァ (a) kecil (di sinilah guna a-i-u-e-o sebagai huruf kecil) akan dibaca ヴァ (va). Selebihnya bisa dilihat di tabel.
Sekedar tambahan, hanya ada 7 huruf kecil dalam katakana. Yaitu : ャ (ya), ュ (yu), ョ (yo), ァ (a), ィ (i), ゥ (u), ェ (e), ォ(o). Huruf ini tidak boleh berdiri sendiri, harus didahului huruf yang memungkinkan (kalau bingung, lihat tabel). Setelah itu, cara bacanya harus bersamaan (atau senempel mungkin), misalnya 'fu'+'a', bukan dibaca 'fua', tapi 'fa'. Dan bila pada konsonan sudah terkandung vokal, tidak perlu ditambahkan huruf kecil, contoh ヴ (vu) tidak perlu ditambahkan huruf kecil ゥ (u) karena ditambah atau tidak bunyinya tetap sama.
Sekarang untuk bagian yang paling akhir dari tabel, huruf ン (n). Bila berdiri sendiri, huruf ini dibaca seperti orang yang menggumam, atau seperti 'ntar' dalam bahasa Indonesia. Sebenarnya, membaca seperti itu bisa diterapkan untuk setiap huruf ン yang ditemukan. Dalam romaji, huruf ン akan diperlakukan sebagai suatu huruf tunggal, tidak bergabung dengan karakter sebelumnya. Contoh, bila 'single' ditulis dalam katakana, akan menjadi 'shi-n-ga-ru', bukan 'shin-ga-ru'.
Bila dilihat sekilas, ン (n) mungkin terlihat sama dengan ソ (so), tapi sebenarnya jika ditulis dengan tangan atau menggunakan kuas, akan terlihat perbedaan yang mencolok. Huruf 'n' ditulis dengan goresan garis pendek dari atas ke bawah, kemudian garis panjang dari bawah melengkung ke atas. Sedangkan 'so' ditulis dengan garis pendek dari atas ke bawah, dan garis panjang juga dari atas ke bawah. Dan dibanding 'n', 'so' lebih terlihat seperti huruf Y, itulah bedanya.
Satu lagi perbedaan yang mungkin bisa diamati, yaitu antara シ (shi) dan ツ (tsu). Sekilas sama, tapi kali ini berbeda jauh. Dua tanda petik pada 'shi' membentuk suatu kolom (memanjang dari atas ke bawah), sedangkan tanda petik pada 'tsu' membentuk suatu baris. Ada cara sederhana untuk mengingatnya, patokannya adalah 'shi'. Ingat bunyinya mengandung 'i', dan untuk menulis huruf i adalah dengan goresan dari atas ke bawah. Saat membedakan keduanya, perhatikanlah, mana di antaranya yang kedua titiknya berjejer seperti goresan pada huruf i, itulah 'shi'.
Tabel yang kusajikan adalah tabel yang telah disederhanakan untuk pemula, hal-hal yang kemungkinan akan membingungkan telah disingkirkan. Jadi jangan kaget bila nantinya kalian melihat ada perbedaan dengan tabel dari sumber lain.
Setelah mengenal semua huruf katakana (aku anggap kalian telah hafal, semoga), sekarang saatnya untuk menambahkan tentang aturan penulisan. Pada katakana ada dikenal 中黒 (nakaguro), yaitu sebuah titik yang letaknya ada ditengah (nakaguro berarti titik yang ada di tengah). Gunanya untuk memisahkan kata dalam katakana yang terdiri atas 2 buah kata. Misalnya seperti ini, nama Itzhak Perlman, harusnya ditulis dalam katakana menjadi イツァーク・パールマン, perhatikan titik yang ada di antara イツァーク (ishaaku) dan パールマン (paaruman). Nakaguro sendiri bukan sebuah kewajiban, ini sering dihilangkan bila dianggap yang membaca sudah bisa memisahkannya dengan benar.
Yang kedua, adalah chōon. Lihat dulu contohnya, ローク・リー (rooku ree, rock lee). Chōon adalah garis panjang yang ada setelah huruf 'ro' dan 'ri'. gunanya untuk mengulang satu vokal yang ada di belakangnya. Coba lihat romaji yang ada setelahnya, chōon setelah huruf 'ro' membentuk tambahan vokal 'o', dan chōon setelah huruf 'ri' menambah satu huruf 'i'. Sehingga vokal dari keduanya dibaca 2 kali lebih panjang. Hal yang sama berlaku untuk kasus lainnya. Dan jangan dibingungkan dengan huruf kanji 'satu' yang tulisannya sama dengan chōon. Kanji 'satu' dibaca 'ichi', jauh berbeda dengan chōon. Bedakannya adalah dengan melihat huruf di sampingnya, bila sekelilingnya adalah katakana, maka kemungkinan itu adalah chōon. Tidak selalu begitu, jadi, gunakan juga feeling dan pengalaman.
Dan ini mungkin yang terakhir, sokuon. Yaitu huruf ッ (tsu dalam huruf kecil). Tidak kumasukkan dalam kelompok huruf kecil karena fungsinya berbeda. sokuon berguna untuk menambah konsonan di depannya. Contoh, ベッド (beddo, bed, tempat tidur), perhatikan huruf di tengahnya. Itu adalah sokuon, di sana ia berfungsi menambah konsonan huruf di depannya (do). Harusnya bisa dimengerti jika melihat romaji yang ada. Jadi, kalau sokuon ada di belakang misalnya huruf 'te', maka sokuon menjadi huruf 't' dalam romaji, begitu seterusnya.
Akhirnya selesai untuk bagian katakana. Tidak kusangka akan sepanjang ini. Tapi tidak apa, bila kalian menguasai bagian ini semua, maka untuk bagian hiragana dan kanji tidak akan terlalu membutuhkan penjelasan.
Tokusatsu Animated gifs from CRIMSON CAFE
14 years ago
No comments:
Post a Comment
Komentar, pertanyaan, dan saran