Shisen garden: Pelajaran I : Mengenal bahasa Jepang

Kami mengundang Anda untuk memberikan komentar maupun pertanyaan di setiap artikel. Bila Anda tertarik, kami dengan senang hati menyambut Anda menjadi salah satu penulis kami.

Wednesday, 2 July 2008

Pelajaran I : Mengenal bahasa Jepang

Untuk bisa membaca bahasa jepang, dibutuhkan kemampuan untuk bisa membaca 3 jenis huruf. Yaitu huruf hiragana, huruf katagana, dan huruf kanji. Sebenarnya masih ada satu lagi, yaitu romaji. Tapi bisa dibilang tidak perlu kita pelajari. Mengapa? Karena romaji ditulis menggunakan huruf romawi (makanya dinamai romaji), dan sungguh beruntung bagi mereka yang berbahasa Indonesia, karena cara membaca romaji sama persis dengan cara membaca huruf dalam bahasa Indonesia. Lagipula, hiragana dan katakana yang muncul nantinya akan ditulis juga dalam romaji supaya bisa dibaca oleh para pemula.


Sebelum mulai mempelajari katakana, mungkin harus kuberitahu beberapa hal mengenai cara membaca romaji. Romaji memang dibaca layaknya membaca tulisan bahasa Indonesia, tapi selain logat (yang mungkin saja bisa ditiru oleh beberapa orang), dalam pembacaan tidak disertai nada tertentu. Usahakan kata-kata yang diucapkan singkat dan tidak dipanjang-panjangkan. Mungkin kalian pernah dengar bahwa dalam bahasa Jepang ada huruf yang dibaca panjang, sebenarnya itu tidak benar. Yang seperti itu tidak lain adalah dua huruf vokal yang berjejer, sehingga membacanya 2 kali lebih panjang, bukan karena satu huruf yang dibaca panjang.

Untuk 'shi' atau 'si', memang seharusnya dibaca dengan ada bunyi desisan, tapi jangan terlalu ditunjukkan, karena nantinya malah kedengaran aneh. Dan penulisan yang benar untuk romaji seharusnya adalah 'shi', bukan 'si'. Bila nantinya kalian menemukan ada yang ditulis dengan 'si', harap masing-masing membetulkannya sendiri. Kulakukan karena untuk menghemat energi mengetik, harap maklum.

Ada satu lagi, yaitu pada 'n'. Huruf 'n' dibaca dengan bunyi seperti menggumam atau dalam kata 'ntar'. Tapi adakalanya 'n' juga dibaca menjadi m atau ng tergantung menempel di kata apa. Misalnya, jika menempel pada kata sandang -chan, lebih sering dibaca menjadi -ng, semata-mata karena kebiasaan, tidak ada yang lain. Namun, disarankan untuk tetap membacanya sebagai n, bila sudah memahami betul atau sudah yakin dengan cara baca suatu kata, barulah terapkan cara baca tersebut.

Nah, selamat membaca.

No comments:

Post a Comment

Komentar, pertanyaan, dan saran

Valuebux!